Doa Agar Sekolah Libur: Petisi dan Harapan Siswa di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi yang masih melanda, para siswa di seluruh Indonesia mulai merasa khawatir akan keselamatan dan kesehatan mereka. Dengan kasus Covid-19 yang terus meningkat, banyak dari mereka merasa takut untuk kembali ke sekolah dan berinteraksi dengan teman-teman serta guru mereka. Hal ini membuat para siswa mulai berbondong-bondong untuk mengajukan petisi agar sekolah diliburkan sementara waktu demi keamanan dan kesehatan mereka.
Para siswa merasa bahwa keputusan untuk membuka sekolah saat ini tidaklah tepat, mengingat situasi pandemi yang masih belum terkendali. Mereka khawatir akan kemungkinan tertular virus saat berada di lingkungan sekolah, terutama dengan adanya protokol kesehatan yang belum sepenuhnya terpenuhi. Beberapa siswa juga mengeluhkan bahwa mereka merasa stres dan tertekan dengan tugas-tugas sekolah yang semakin menumpuk, ditambah dengan ketakutan akan paparan virus.
Dalam situasi ini, para siswa pun berharap agar pemerintah dan pihak sekolah dapat mempertimbangkan kembali keputusan untuk meliburkan sekolah demi keamanan dan kesehatan bersama. Mereka berharap agar pembelajaran daring dapat dilakukan secara lebih intensif dan efektif, sehingga mereka tetap dapat belajar tanpa harus keluar rumah dan berisiko tertular virus.
Di samping itu, para siswa juga berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi psikologis mereka di tengah pandemi ini. Banyak dari mereka merasa kesepian dan kehilangan motivasi belajar akibat pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara terus menerus. Mereka berharap agar pemerintah dapat memberikan dukungan dan bantuan psikologis bagi siswa yang membutuhkannya.
Dengan petisi yang mereka ajukan dan harapan yang mereka sampaikan, para siswa berharap agar suara mereka didengar dan dipertimbangkan oleh pemerintah dan pihak sekolah. Mereka ingin sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi mereka belajar, tanpa harus khawatir akan keselamatan dan kesehatan mereka di tengah pandemi yang masih mengancam.
Referensi:
1.
2.
3.